AWARDS COMMUNITY ME...
Di hari-hari yang kayaknya penuh duka buat bangsa ini, ternyata masih ada hal-hal yang patut kita banggakan. Temen-temen kita membuktikan kalau Indonesia itu memang gudangnya orang cerdas
Wakil Indonesia itu meraih dua emas, satu perak dan satu perunggu untuk kompetisi individual dan satu emas untuk kompetisi tim dalam 1st Wizard of Mathematics International Competition (WIZMIC) 2007 di Lucknow, India pada 28 - 31 Oktober lalu, yang merupakan kompetisi internasional untuk siswa berumur di bawah 14 tahun dan diikuti oleh 26 tim dari 8 negara.
Adalah Laila Muhibah, siswa SMPN 1 Bogor dan Atika Almira, siswa SMPIT Ummul Quro Bogor. Perak dan perunggu masing-masing diraih GW SENDIRI dari SMPI Al-Azhar Pusat dan Ghiffari Haekalnoor Tujuanto dari SMPN 115 Jakarta Mereka dibina oleh Ridwan Hasan Saputra, PresDir Klinik Pendidikan MIPA.
Atas keberhasilannya ini, mereka berhak mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi kemanapun mereka mau. Hebat… Selamat ya!!.
Selasa, 22 September 2009
Diposting oleh Ferdiansyah di 01.24 0 komentar
AL.AZHAR IS THE BEST
Memang banyak banget protes tentang standar kelulusan ujian nasional 2006 kemarin, mungkin kamu salah satunya. Namun terlepas dari masalah itu, guys, pemerintah ternyata sudah memulai perbaikan pendidikan dengan pengembangan sekolah menengah atas negeri (SMAN) berstandar internasional.
Sekolah yang kini mengadopsi sistem pendidikan internasional adalah SMAN 8, SMAN 21, SMAN 68, SMAN 70, SMAN 78, dan SMAN 81. Karena sudah bertaraf internasional, kurikulum yang mereka gunakan pun mengacu kepada Cambridge IGCSE dan A level. Sementara sistem pembelajarannya menggunakan bahasa Inggris.
Sedangkan para pengajarnya, masih menggunakan guru honor dari Universitas Al Azhar sebagai pusat perwakilan University of Cambrigde. Guru-guru yang dipakai terdiri dari para dosen berkualitas Strata 2 (S2) dan 3 (S3).
Meki begitu, enam sekolah dengan standar internasional ini kini sedang disorot oleh Komisi E DPRD DKI. Pasalnya, Ketua Komisi E, Dani Anwar, menganggap Dikmenti dan pihak sekolah telah berusaha mencari keuntungan dengan mengkomersilkan kelas bertaraf internasional tersebut.
Padahal model pendidikan seperti ini sekarang menjadi proyek percontohan dibanyak sekolah-sekolah menengah di Indonesia. Mustinya sih nggak boleh ada pungutan lagi dong...!
Diposting oleh Ferdiansyah di 01.12 0 komentar